Saturday, July 9, 2011 | By: ainjannah

YANG HALAL ITU BAIK

Allah telah berfirman:
“Makanlah dari yang baik (halal) dan kerjakanlah amalan yang saleh.”
(al-Mu’minun: 51)
Tuhan telah memerintah kita menahan barang-barang yang baik, sebelum membuat amalan yang saleh. Makanan yang baik, maksudnya makanan yang halal.
Allah telah berfirman lagi:
“Janganlah setengah kamu, memakan harta setengah yang lain dengan cara kebatilan.” (al-Baqarah: 188)
Berfirman Allah:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta benda anak-anak yatim secara aniaya, sebenarnya mereka menelan api ke dalam perut-perut mereka, dan mereka nanti akan dihumban ke dalam neraka yang benama Sa’ir.”
(an-Nisa’: 10)
FirmanNya lagi:
Wahai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-sisa dari riba, jika kamu sekalian sebenarnya orang-orang Mu’min.”
(al-Baqarah: 278)
Seterusnya Allah berfirman lagi:
“Jika kamu sekalian tidak mengerjakan, maka izinkanlah dengan peperangan dari Allah dan RasulNya.” (al-Baqarah: 279)
Dan firmanNya:
“Jika kamu bertaubat, maka bolehlah kamu mengambil semula pokok harta kamu.”                                                                            (al-Baqarah: 279)
FirmanNya lagi:
“Dan barangsiapa mengulangi lagi, maka mereka itu adalah ahli-ahli neraka, mereka kekal di dalamnya.”                               (al-Baqarah: 275)
Allah s.w.t. telah menjanjikan pemakan riba pada permulaan kalinya dengan peperangan dari Allah, dan pada pengakhirannya dengan ancaman masuk neraka. Ayat-ayat yang berhubungan dengan perkara yang halal dan haram amat banyak sekali.
Ibnu Mas’ud r.a telah meriwayatkan dari Rasulullah s.a.w. katanya:
“Mencari yang halal itu adalah wajib atas setiap Muslim.”
Setengah para ulama mentafsirkan Hadis berikut:
“Menuntut ilmu pengetahuan wajib atas setiap Muslim.”
Maksudnya menuntut ilmu yang boleh membedakan yang halal dan yang haram. Nyatakan maksud dari kedua Hadis tersebut itu sama.
Apabila disebutkan kepada Rasulullah s.a.w. tentang orang yang amat memberatkan urusan keduniaan, baginda bersabda:
“Betapa banyaknya orang yang rambutnya kusut-masai, badannya berdebu lantaran terlalu lama dalam pelayaran, makanannya dari yang haram dan pakaiannya dari yang haram, dan perutnya dipenuhi dari yang haram, diangkatkan kedua tangannya seraya berdoa: Wahai Tuhan! Wahai Tuhan! Bagaimana boleh Tuhan mengabulkannya.”
Bersabda Rasulullah s.a.w lagi:
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka api neraka lebih utama baginya.”
Dari Atsar atau cerita-cerita para sahabat di antaranya:
Diceritakan bahwa Saiyidina Abu Bakar as-Siddiq r.a. pada suatu hari telah minum susu dari usaha seorang hamba sahayanya, kemudian tergerak hatinya untuk bertanya kepada hamba sahaya itu. Dia berkata: Susu itu diberikan kepada saya, setelah saya meramalkan sesuatu pada sekelompok manusia. Maka Abu Bakar pun memasukkan jarinya ke dalam mulut dan menggorek anak tekaknya untuk memuntahkan susu tadi. Saya lihat Abu bakar kemudian muntah-muntah, sehingga saya sangka isi perutnya seperti kehendak terkeluar. Sesudah itu, Abu Bakar berdoa: Ya Allah! Ya Tuhanku! Aku memohon keampunan terhadap apa-apa yang telah mengalir dalam urat-urat apa-apa yang telah bercampur aduk di dalam tali perut.
Peristiwa serupa ini pernah juga berlaku kapad Umuar Ibnul Khattab apabila belian tersalah minum dari susu unta sedekah. Belian juga mencucuk anak-tekaknya dengan jari sehingga termuntah-muntah.
Sahal at-Tasturi berkata: Seseorang itu tidak akan mencapai keimanan yang hakiki sehingga ada padanya empat perkara berikut:
(1)              Menunaikan segala fardhunya dengan diiringi sunnat-sunnat
(2)              Memakan yang halal dengan penuh kewara’an
(3)              Menjauhi segala larangan Allah lahir dan batin
(4)              Bersabar dalam keadaan serupa itu sehingga akhir hayat.
credit by: azryn|crew 

0 comments:

Post a Comment